Saturday, June 9, 2007

Masa Depan Menjenguk

Di belakang dinding masa kini, aku mendengar lagu kemanusiaan. aKu mendengar suara bunyi lonceng yang menandai dimulainya waktu untuk berdoa di kuil keindahan. lonceng yang menggetarkan labirin emosi, menentramkan altar suci, hati manusia.

DiBelkang mAsa dePan, aku lihat orang-orang beribadah sepanjang dada dalam semesta, wajah mereka menghadap ketimur dan mereka menunggu percikan cahaya pagi, pagi kebenaran. Aku melihat sebuah kota yang telah menjadi puing-puing dan tidak ada lagi yang diceritakan pada mereka yang menyerah pada keburukan dan kepada siapa saja yang telah meraih kemenangan cahaya.

aQ melihat orang-orang yang tua duduk di bawah bayang pohon cemara dan pohon badam, di kelilingi oleh para pemuda yang setia mendengarkan cerita sejarah masa lalu.

aku juga melihat beberapa pemuda memetik gitar dan di balik bulumata mereka sorotnya menyeruak, sedangkan gadis-gadis dengan rambut tergerai menari-nari di bawah pohon melur.
Aku juga melihat para suami yang sedang memanengandum dan istri-istri mereka menghumpulkan gandum yang terjatuh di tanah sambil menyanyikan lagu-lagu keceriaan.

aQ melihat para wanita menyematkan bunga bakunG di kepala mereka dan mErias diri dengan dEdaunan hijau.

aQ melihat persahabatan yang erat antara laki-laki dan makhluk lain, antara burung dengan kupu-kupu, antara kepercayaan diri dan rasa aman. Persahabatan itu mengibaskan sayapnya ke parit-parit.

Aq tidak melihat tabib karena, setiap orang mempunyai obat dan pengetahuan untuk menyembuhkan dirinya.
Aku tidak melihat seorang pembela huku, karena alam semestatelah menjadi tempat pengadilan sejati, dan risalah hubungan baik serta persahabatan telah menjadi kekuatan bersama.

AKu melihat manusia mengetahui bahwa dirinya adalah batu pertamapenciptaan dan dia telah mengangkat dirinya di atas kekerdialan dan kehinaan serta menyingkap tabir kebingungan yang melilit jiwa.

Jika jiwa ini sekarang telah purna membaca apa yang dilukis angin di atas permukaan air, maka ia telah mengerti makna nafas bunga dan irama nyanyian burung bulbul.

dI belakang dinding masa kini, di atas panggung masa depan, aQ melihat keindahan seperti mempelai pria dan jiwa seperti mempelai wanita, dan kehidupan seperti malam kedeRe.

No comments: